Alkana
Alkana
adalah hidrokarbon alifatik jenuh yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan
semua ikatan antar atom karbonnnya merupakan ikatan tunggal. Masing-masing
karbon membentuk empat ikatan dan masing-masing hidrogen membentuk
satu ikatan dengan karbon. Ikatan pada masing-masing hidrokarbon adalah
tetrahedral dengan sudut ikatan 109.5o. Hasilnya, alkana rantai
panjang akan membentuk pola zig-zag. Sebagai hidrokarbon jenuh, alkana memiliki
jumlah atom H yang maksimum. Alkana juga dinamakan paraffin karena sukar bereaksi
dengan senyawa lainnya. Kadang-kadang alkana juga disebut sebagai hidrokarbon
batas, karena batas kejenuhan atom-atom H telah tercapai.
Rumus
umum alkana yaitu CnH2n+2; n=jumlah atom C. alkana yang
paling sederhana adalah metana dengan rumus CH4. Tidak ada batasan
berapa karbon yang dapat terikat bersama.
Reaksi
Terhadap Alkana
Alkana sangat tidak reaktif terhadap sebagian besar
pereaksi. Alkana merupakan senyawa nonpolar dan hanya memiliki ikatan-ikatan
sigma yang kuat. Alkana dapat bereaksi dengan oksigen dan halogen pada kondisi
tertentu. Inilah beberapa reaksi yang bisa dilakukan terhadap senyawa golongan
alkana.
Oksidasi
Alkana bila bereaksi dengan oksigen
dalam jumlah yang memadai (teroksidasi sempurna) membentuk CO2 dan H2O
disertai pembebasan panas. Contoh:
CH4 + 2 O2 →
CO2 + 2H2O + panas.
Halogenasi
Alkana bereaksi dengan halogen di
bawah pengaruh panas atau sinar ultraviolet. Contoh:
CH4 + Cl2 → CH3Cl
+ HCl
Pada contoh reaksidi atas terjadipenggantian satu atom H
pada metana oleh atom halogen. Reaksi ini termasuk reaksi substitusi dan karena
substitusinya halogen, maka disebut dengan halogenasi.
Melalui eksperimen, Markovnikov pada tahun 1875 memperoleh bukti bahwa dalam reaksi substitusi terdapat perbedaan laju reaksi substitusi di antara atom-atom H dalam alkana, yaitu H3˚ > H2˚ > H1˚. Pada halogenasi (kecuali fluor), ternyata bahwa kereaktifannya dalam reaksi substitusi adalah klor > brom > iod.
Melalui eksperimen, Markovnikov pada tahun 1875 memperoleh bukti bahwa dalam reaksi substitusi terdapat perbedaan laju reaksi substitusi di antara atom-atom H dalam alkana, yaitu H3˚ > H2˚ > H1˚. Pada halogenasi (kecuali fluor), ternyata bahwa kereaktifannya dalam reaksi substitusi adalah klor > brom > iod.
Nitrasi
Reaksi alkana dengan HNO3
pada suhu 150-475˚ C mengakibatkan terjadinya substitusi atom H pada alkana
oleh gugus -NO2 (gugus nitro). Reaksi substitusi semacam ini
dinamakan reaksi nitrasi,dan secara umum dituliskan dengan persamaan reaksi:
R-H + HO-NO2 → R-NO2
+ H2O
Seperti halnya halogenasi, atom-atom H dalam alkana berbeda laju reaksinya dalam nitrasi sehingga hasil nitrasi cenderung membentuk campuran. Contoh:
CH3CH2CH3
+ HNO3 → CH3CH2CH2NO2 +
CH3CH(NO2)CH3
Sulfonasi
Reaksi alkana dengan asam sulfat
pekat berasap (oleum) menghasilkan asam alkana sulfonat dan dituliskan dengan
persamaan reaksi umum:
R-H + HO-SO3H → RSO3H
+ H2O
Dalam reaksi di atas terjadi
substitusi satu atom H pada alkana oleh gugus -SO3H dan subsritusi
ini dinamakan sulfonasi. Dalam reaksi sulfonasi terbukti bahwa laju substitusi
H3˚ > H2˚ > H1˚.
Sifat-sifat
fisik alkana
Oleh karena molekul-molekul alkana hanya mengandung
ikatan C –C dan C –H yang non polar, maka gaya tarik menarik antar molekul nya
sangat kecil. Akibatnya, titik didihnya lebih rendah dengan senyawa dengan
berat molekul sama tapi mempunyai ikatan polar.
Senyawa yang mengandung rantai cabang mempunyai titik
lebih rendah daripada isomernya yang mempunyai rantai lurus, sebab senyawa
rantai cabang tak dapt mensejajarkan molekul-molekulnya sedekat mungkin seperti
rantai lurus sehingga gaya tarik menarik antar molekulnya lebih kecil.
Karena tidak polar, molekul alkana tidak tertarik oleh
molekul air. Oleh sebab itu alkana tidak larut dalam air. Alkana cair berat
jenisnya lebih kecil dari air, sehingga ia akan terapung dalam air. Api yang
disebabkan oleh minyak atau lemak tak dapat
dimatikan oleh air karena minyak atau lemaknya (umumnya mempunyai struktur
alkana ) akan mengapung diatas air.air justru akan menyebarkan apinya.
Alkana
|
Rumus
|
Titik didih [°C]
|
Titik lebur [°C]
|
Massa jenis [g·cm3]
(20 °C)
|
Metana
|
CH4
|
-162
|
-183
|
Gas
|
Etana
|
C2H6
|
-89
|
-172
|
Gas
|
Propana
|
C3H8
|
-42
|
-188
|
Gas
|
Butana
|
C4H10
|
0
|
-138
|
Gas
|
Pentana
|
C5H12
|
36
|
-130
|
0.626 (cairan)
|
Heksana
|
C6H14
|
69
|
-95
|
0.659 (cairan)
|
Heptana
|
C7H16
|
98
|
-91
|
0.684 (cairan)
|
Oktana
|
C8H18
|
126
|
-57
|
0.703 (cairan)
|
Nonana
|
C9H20
|
151
|
-54
|
0.718 (cairan)
|
Dekana
|
C10H22
|
174
|
-30
|
0.730 (cairan)
|
Undekana
|
C11H24
|
196
|
-26
|
0.740 (cairan)
|
Dodekana
|
C12H26
|
216
|
-10
|
0.749 (cairan)
|
Ikosana
|
C20H42
|
343
|
37
|
Padat
|
Triakontana
|
C30H62
|
450
|
66
|
Padat
|
Tetrakontana
|
C40H82
|
525
|
82
|
Padat
|
Pentakontana
|
C50H102
|
575
|
91
|
Padat
|
Heksakontana
|
C60H122
|
625
|
100
|
Padat
|
Sifat
kimia alkana
Ø Pada
umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya
Ø Dalam
oksigen berlebih, alkana dapat terbakar menghasilkan kalor, karbon dioksida dan
uap air.
Ø Jika
alkana direaksikan dengan unsur-unsur
halogen ( F2,Cl2, Br2,I2 ),
atom-atom H pada alkana
akan digantikan oleh atom-atom halogen.
Ø Alkana
dapat mengalami dekomposisi secara termal menjadi campuran hidrokarbon yang
lebih kecil
Ø
Alkana rantai lurus apabila dipanaskan dengan AlCl3
pada suhu 3000 C akan menghasilkan alkana rantai cabang.
Alkana di bumi
Gas metana
(sekitar 0.0001% atau 1 ppm) ada di atmosfer bumi, diproduksi oleh organisme
macam Archaea dan juga
ditemukan pada kotoran sapi.
Sumber
alkana yang paling penting adalah pada gas alam dan minyak bumi. Gas alam mengandung metana dan etana, dengan sedikit propana dan
butana, sedangkan minyak bumi adalah campuran dari alkana cair dan hidrokarbon lainnya. Hidrokarbon ini terbentuk dari jasad renik dan tanaman
(zooplankton dan fitoplankton) yang mati, kemudian terkubur di lautan, tertutup
oleh sedimentasi, dan berubah setelah terkena panas dan tekanan tinggi selama
jutaan tahun.
Permasalahan :
Mengapa alkana rantai lurus
apabila dipanaskan dengan AlCl3 pada suhu 3000 C dapat
menghasilkan alkana rantai cabang ?
Hal ini disebut isomerisasi,yaitu proses pemanasan yang mengubah bentuk alkana rantai lurus menjadi rantai bercabang dengan bantuan katalis, disini yang berperan sebagai katalis adalah AlCl3, dimana proses ini akan meningkatkan bilangan oktan pada senyawa yang dihasilkan.
BalasHapuskarena masalah anda tersebut termasuk proses isomerisasi, dalam proses isomerisasi alkana rantai lurus di ubah menjadi rantai cabang dan AlCL3 berfungsi sebagai katalis. misalnya: pentana dan katalis dapat bereaksi untuk menghasilkan 2-methylbutane dan 2,2-dimethylpropane. Juga, beberapa isomerisasi terjadi selama proses cracking, yang meningkatkan kualitas bensin.
BalasHapusKarena pada saat itu terjadi proses isomerisasi dan reformasi yang merupakan proses pemanasan yang mengubah bentuk alkana rantai lurus dengan adanya katalis platinum. Pada isomerisasi, alkana rantai lurus menjadi alkana rantai bercabang.Pada reformasi, alkana rantai lurus berubah menjadi sikloalkana atau hidrokarbon aromatik, dengan hidrogen sebagai produk sampingan. Kedua proses ini akan meningkatkan bilangan oktan pada senyawa yang dihasilkan.
BalasHapusAssalamu'alaikum
BalasHapusNama : Ekin Dwi Arif K
NIM : A1C112011
Saya akan mencoba menjawab
Alkana rantai lurus apabila dipanaskan dengan AlCl3 pada suhu 300oC akan menghasilkan alkana rantai cabang. Proses ini disebut isomerisasi.
Isomerisasi adalah salahsatu usaha dalam menaikan angka oktan produk minyak bumi, selain kepentingan-kepentingan lain. Sebagai contoh yang paling umum dalam isomerisasi adalah konversi normal butana menjasi isobutana yang dapat dialkilasi mejadi hidrokarbon cair pada titik didih gasolin serta konversi parafin menjadi isoparafin