Senyawa
aromatik
Istilah senyawa aromatik sebelumnya
dipakai untuk menggambarkan senyawa dengan aroma tertentu. Dalam kimia organik, istilah tersebut sekarang mempunyai arti sendiri, yaitu aromatik dipakai
untuk menunjukkan jenis ikatan untuk senyawa tertentu. Umummya , walaupun ada
kekecualian, senyawa aromatik adalah senyawa siklik yang digambarkan dengan
rumus yang mengandung ikatan tunggal dan rangkap. Disini saya akan mencoba
membahas salah satu senyawa aromatik yaitu naftalena.
Naftalena adalah hidrokarbon kristalin aromatik berbentuk padatan
berwarna putih dengan rumus molekul C10H8 dan berbentuk
dua cincin benzena yang bersatu. Senyawa ini bersifat volatil, mudah menguap
walau dalam bentuk padatan. Uap yang dihasilkan bersifat mudah terbakar.
Naftalena paling banyak dihasilkan dari destilasi tar batu bara, dan sedikit
dari sisa fraksionasi minyak bumi.
Senyawa ini bersifat volatil, mudah menguap walau dalam bentuk
padatan. Uap yang dihasilkan bersifat mudah terbakar. Naftalena paling banyak
dihasilkan dari destilasi tar batu bara, dan sedikit dari sisa fraksionasi
minyak bumi. Naftalena merupakan suatu bahan keras yang putih dengan bau
tersendiri, dan ditemui secara alami dalam bahan bakar fosil seperti batu bara
dan minyak.
Naftalena adalah salah satu
komponen yang termasuk benzena aromatik hidrokarbon, tetapitidak termasuk
polisiklik. Naftalena memiliki kemiripan sifat yang memungkinkannya menjadi
aditif bensin untuk meningkatkan angka oktan. Sifat-sifat tersebut antara lain:
sifat pembakaran yang baik, mudah menguap sehingga tidak meninggalkan getah
padat pada bagian-bagian mesin. Penggunaan Naftalena sebagai aditif memang
belum terkenal karena masih dalam tahap penelitian. Sampai saat ini memang
belum diketahui akibat buruk penggunaan naftalena terhadap lingkungan dan
kesehatan, namun ia relatif aman untuk digunakan. Satu molekul napthalena
merupakan perpaduan dari sepasang cincin benzena. Naftalena merupakan salah
satu jenis hidrokarbon
polisiklik aromatik .
Naftalena digunakan sebagai reaksi intermediet dari berbagai reaksi
kimia industri, seperti reaksi sulfonasi, polimerisasi, dan neutralisasi.
Selain itu, naftalena juga berfungsi sebagai fumigan (kamper, dsb), surfaktan,
dan sebagainya.
Permasalahan :
Dari artikel diatas,
penggunaan naftalena sebagai bahan untuk fumigan/kamper. menurut anda adakah efek penggunaan naftalen terhadap kesehatan,jika ada mengapa itu bisa terjadi ?
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusmenurut sumber yang saya dapat,
BalasHapusEfek yang mungkin dari naftalena terhadap kesehatan
Eksposur terhadap jumlah besar naftalena dapat mengakibatkan kerusakan pada sel darah,dan menyebabkan penyakit yang dikenal sebagai haemolytic anaemia. Penyakit ini telah diperhatikan pada orang tertentu, terutama anak-anak, setelah termakan kapur barus yang mengandung naftalena. Antara gejala yang mungkin terjadi setelah eksposur terhadap jumlah besar naftalena adalah lelah, hilang nafsu makan, mual, muntah dan diare. Kulit mungkin menjadi pucat atau kuning. Bayi yang baru lahir terutama menghadapi risiko sel darahnya rusak jika terpajan pada naftalena. Kerusakan terhadap sel darahnya melepaskansuatu produk (bilirubin) yang menyebabkan bayi tersebut menjadi kuning dan dalam kasus parah, mungkin mengakibatkan kerusakan otak. Ada orang yang lahir dengan penyakitlahir genetis (G6PD deficiency) yang menjadikannya lebih cenderung menderita akibatdari naftalena, maka gejala dapat diperhatikan setelah eksposur terhadap jumlah naftalenayang kecil pun.
saya akan mencoba menambahkan dari permasalahan diatas.
BalasHapusmenurut saya naftalena adalah hidrokarbon kristalin aromatik berbentuk padatan berwarna putih dengan rumus molekul C10H8 dan berbentuk dua cincin benzena yang bersatu dan efek bagi kesehatan pada naftalena atau pengggunaan kapur barus ini adalah Bila keracunan terjadi akibat penelanan kapur barus , maka dapat terjadi iritasi saluran pencernaan dan mengakibatkan mual, muntah, dan diare. Bila terkena paparan melalui mata dapat terjadi radang, iritasi dan kemerahan pada mata. Selain itu kornea juga dapat mengalami kerusakan sehingga penglihatan korban menjadi kabur.
Assalamu'alikum
BalasHapusNama : Ekin Dwi Arif Kurniawan
Nim : A1C112011
Saya setuju dengan jawaban nurul bahwa :
Eksposur terhadap jumlah besar naftalena dapat mengakibatkan kerusakan pada sel darah, dan menyebabkan
penyakit yang dikenal sebagai haemolytic anaemia. Penyakit ini telah diperhatikan pada orang tertentu,
terutama anak-anak, setelah termakan kapur barus yang mengandung naftalena. Antara gejala yang mungkin
terjadi setelah eksposur terhadap jumlah besar naftalena adalah lelah, hilang nafsu makan, mual, muntah dan
diare. Kulit mungkin menjadi pucat atau kuning. Bayi yang baru lahir terutama menghadapi risiko sel darahnya
rusak jika terpajan pada naftalena. Kerusakan terhadap sel darahnya melepaskan suatu produk (bilirubin) yang
menyebabkan bayi tersebut menjadi kuning dan dalam kasus parah, mungkin mengakibatkan kerusakan otak.
Ada orang yang lahir dengan penyakit lahir genetis (G6PD deficiency) yang menjadikannya lebih cenderung
menderita akibat dari naftalena, maka gejala dapat diperhatikan setelah eksposur terhadap jumlah naftalena
yang kecil pun. Jika mana-mana dari gejala ini terjadi setelah eksposur terhadap naftalena, Anda harus segera
berjumpa dengan dokter. Tidak ada bukti langsung bahwa naftalena dapat mengakibatkan kanker pada
manusia.
Baiklah, saya akan mencoba menjawab pertanyaan Dhani. Menurut literature yang saya baca, kapur barus mengandung bahan aktif Naphthalene atau Paradichlorobenzene. Bahan kimia ini juga terdapat dalam pewangi kamar mandi (toilet bowl deodorizer). Kedua bahan kimia tersebut mengeluarkan bau yang kuat dan sulit untuk menghilangkannya. Satu butir kapur barus umumnya mengandung 250-500 mg naphthalene. Dan jumlah tersebut bagi seseorang yang mengidap kelainan/penyakit kekurangan enzim glukos-6-fosfat dehidrogenase (G-6-PD deficiency), naphthalene dapat menyebabkan hemolisis (pecahnya sel darah merah). Tertelan 1-2 gram naphthalene dapat menyebabkan letargi (tubuh menjadi lemah) dan kejang-kejang. Paradichlorobenzene memiliki toksisitas yang lebih rendah bila dibandingkan dengan naphthalene. Bila tertelan paradichlorobenzene hingga 20 gram, pada orang dewasa, masih dapat ditoleransi oleh tubuh. Di beberapa negara maju penggunaan Naphthalene telah lama ditinggalkan dan diganti dengan Paradichlorobenzene. Keracunan dari kedua racun ini dapat diketahui dari kesan bau bahan (anti ngengat) tersebut pada mulut dan muntahan korban. Bila keracunan terjadi akibat penelanan bahan ini, maka dapat terjadi iritasi saluran pencernaan dan mengakibatkan mual, muntah, dan diare. Bila terkena paparan melalui mata dapat terjadi radang, iritasi dan kemerahan pada mata. Selain itu kornea juga dapat mengalami kerusakan sehingga penglihatan korban menjadi kabur. Bila racun terpapar melalui kulit, dapat menyebabkan iritasi kulit, rasa panas, reaksi alergi dan ada rasa gatal-gatal.
BalasHapusboleh tanya ini sumber artikelnya dari mana yah? trims
BalasHapus